[Ini Catatanku]

Sunday, June 18, 2017

[Nasihat] KALAU KITA BERADA DALAM KEADAAN SULIT, SEGERALAH LAKUKAN SHALAT

Hudzaifah bin Al-Yaman berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendapati kesulitan dalam suatu urusan, beliau segera mengerjakan shalat. (HR. Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir)

Allah Ta’ala berfirman,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Sumber : https://rumaysho.com/15894-renungan-09-ketika-sulit-dan-butuh-pertolongan-segeralah-shalat.html

Muhammad Abduh Tuasikal
RumayshoCom
23 Ramadhan 1438 H

*Cerdik dalam Beribadah*


Hari-hari terakhir Ramadhan ini, adalah babak final dengan momen-momen penentuan, siapakah di antara kita yang akan keluar sebagai pemenang meraih predikat hamba-hamba Allah yang sejati.

Untuk itu, kecerdikan dalam beribadah sangat diperlukan demi raihan pundi-pundi pahala yang lebih banyak dan melimpah di penghujung Ramadhan ini. Salah satunya adalah dengan banyak-banyak mengucapkan doa dalam al-Quran berikut ini:

(رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِين...)
"Wahai Rabb kami, ampunilah aku, ampuni kedua orang tuaku, ampuni dan orang-orang beriman..."[Surat Ibrahim 41]

Doa tersebut, mengumpulkan 4 jenis ibadah sekaligus:
1. Berdoa
2. Beristighfar
3. Berbakti pada orang tua
4. Berbuat ihsan pada orang-orang mukmin.


Maka ketika mengucapkan doa tersebut, tanamkan niat -karena Allah- di hati untuk menjalankan keempat jenis ibadah tersebut, karena akan ada pahala yang berbeda dari setiap niat soleh yang kita tekadkan di hati, sekalipun itu terkumpul pada satu amalan yang sama.

وإنما لكل امرئ ما نوى
"...dan bagi setiap orang, akan mendapat balasan atas -setiap- apa yang ia niatkan" [Bukhari-Muslim]

Luar biasa..!! Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Demikianlah ibadahnya orang-orang yang berilmu. Sekalipun beramal sedikit, namun raihannya sangat melimpah. Apalagi jika amalannya banyak.

Jika tulisan ini bermanfaat, mohon sebarkan pada keluarga dan kerabat tercinta, agar raihan pahala semakin mengguyur lebat, lagi..., dan lagi.
___
✍ Abu Ziyan Jo Saputra Halim

Web: alhujjah.com
Channel: t.me/kristaliman
Page: fb.com/kristaliman
Friday, June 9, 2017

KISAH BERSEDEKAH KEPADA SEEKOR KUCING

Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria, pernah bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah menganugerahkan kepadaku anak yang pertama. Kami sangat bergembira dengan anugerah ini. Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla berkehendak menimpakan penyakit yang keras kepada anakku. Pengobatan seakan tak berdaya untuk menyembuhkannya, keadaan sang anak semakin memburuk, dan keadaan kami pun menjadi buruk karena sangat bersedih memikirkan keadaan buah hati kami dan cahaya mata kami. Kalian tentu tahu, apakah artinya anak bagi kedua orang tuanya, terutama ia adalah anak yang pertama!!


Perasaan buruk itu menyeruak di dalam hati, karena kami merasa tak berdaya memberikan pengobatan bagi penderitaan anak kami!! Sehatnya kita memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun kita memang harus mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak meninggalkan kesempatan atau sarana apa pun untuk mengobatinya.

Seorang yang baik menunjukkan kepada kami adanya seorang dokter yang berpengalaman dan terkenal, maka aku pun pergi bersama anakku kepadanya. Anakku mengeluhkam demam yang sangat tinggi, dan dokter itu berkata kepada kami, “Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, maka ia akan meninggal esok hari!!”

Aku kembali bersama sang anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit menyerang hatiku, hingga kelopak mataku tak mampu terpejam tidur. Aku pun mengerjakan shalat, lalu pergi dengan wajah muram durja meninggalkan isteriku yang menangis sedih di dekat kepala anakku.

Aku terus berjalan di jalanan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk anakku!! Tiba-tiba aku teringat dengan sedekah, dan ingat dengan hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, tatkala beliau bersabda, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Namun, siapa yang akan aku temui di waktu malam seperti ini. Aku bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan ia katakan kepadaku jika aku melakukan hal itu?

Tatkala aku berada dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba ada seekor kucing lapar yang mengeong di kegelapan malam. Aku menjadi ingat dengan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tatkala ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Aku pun segera masuk ke rumahku, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.

Aku menutup pintu belakang rumahku, dan suara pintu itu bercampur dengan suara istriku yang bertanya, “Apakah engkau telah kembali kepadaku dengan cepat?” Aku pun bergegas menuju ke arahnya. Dan, aku mendapatkan wajah isteriku telah berubah, dari permukaan wajahnya telah menyiratkan kegembiraan!

Ia berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan!!”

Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba ada seekor burung hitam yang besar dari langit yang terbang hendak menyambar anak kita, untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Tiba-tiba muncul kepadaku seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya pun saling bertempur. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu, karena si burung badannya gemuk. Namun akhirnya, burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi.
Syaikh ‘Abdul Hadi berkata, “Aku tersenyum dan merasa gembira dengan kebaikan ini. Melihat aku tersenyum, isteriku menatap ke arahku dengan terheran-heran.”
Aku berkata kepadanya, “Semoga semuanya menjadi baik.”


Kami bergegas mendekati anak kami. Kami tak tahu siapa yang sampai terlebih dulu, tatkala penyakit demam itu sirna dan sang anak mulai membuka matanya. Dan, pada pagi hari berikutnya, sang anak telah bermain-main bersama anak-anak yang lain di desa ini, alhamdulillah.

Sesudah Syaikh menyebutkan kisah menakjubkan ini, anak tadi -–yang telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i–, ia menyampaikan nasihat yang mendalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan di Halb, di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

[Sumber: Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah ]


____
Via GizanHerbal
Wednesday, June 7, 2017

*Khatam Al Qur'an 1x atau lebih selama Ramadhan*


Sebenarnya kalau ada kemauan dari kita,  insya Allah bukan hal yang berat untuk bisa mengkhatamkan Al Qur'an 1x atau lebih selama Ramadhan

Yang biasanya ada waktu di sela2 kerja dibuat ngobrol atau main HP bisa untuk baca Al Qur'an

Di angkutan umum bisa baca Al Qur'an

Sambil menunggu waktu berbuka baca Al Qur'an

Dimana ada kesempatan baca Al Qur'an tidak harus menunggu waktu setelah sholat asal bukan di tempat yg diharamkan membaca seperti di toilet

Mari penuhi waktu dengan kalamullah

Kalau bukan di bulan Ramadhan kapan lagi
___
@⁨+62 856-4846-8191⁩

✍ Bimbingan Asy-Syaikh Ibnu Bâz Rahimahulloh

Pertanyaan :
Saya sering kali bingung menyikapi orang-orang yang meminta-minta, apakah saya beri mereka ataukah tidak?

Jawaban :
Yang sunah adalah memberi pengemis. Dan yang sunah pula adalah engkau memberi peminta-minta.
Kecuali jika kamu tahu bahwa dia berdusta, dan bahwa dia orang yang mampu, maka jangan engkau beri, tapi nasihatilah dia.

Dan katakan padanya;
"Bertakwalah kepada Allah! Perbuatan ini tidak boleh kamu lakukan."

Adapun jika engkau tahu bahwa dia memang fakir atau engkau tidak tahu kondisinya maka yang sunah adalah engkau memberinya,

Karena Allah 'azza wa jalla berfirman menyifati kaum mukminin,
"Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta." [QS. adz-Dzâriyât: 19].

Dan dalam ayat yang lain,
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mau meminta." [QS. al-Ma'ârij: 24 - 25]

Sehingga yang sesuai sunah adalah engkau memberi peminta-minta dan bersikap baik terhadapnya
selama engkau tidak tahu bahwa dia berdusta dan bahwa dia orang yang mampu. Engkau beri dia baik dia seorang yang tidak dikenal maupun orang yang memang dikenal fakir. Maka yang sunah adalah engkau memberinya dan bersikap baik kepadanya. Jazâkumullâhukhoiran

=====================
احترت كثيراً فيمن يتسولون هل
أعطيهم أم أمنعهم؟
السنة إعطاء المتسول، السنة أن تعطي المتسول، إلا أن تعلم أنه كذاب وأنه غني لا تعطيه بل انصحه، وقل له: اتق الله هذا لا يجوز لك، أما إذا كنت تعرف أنه فقير، أو تجهل حاله لا تعرف حاله، فالسنة أن تعطيه لقول الله -عز وجل- في وصف المؤمنين: وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (19) سورة الذاريات وفي الآية الأخرى: وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ* لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (24-25) سورة المعارج. فالسنة أن تعطي السائل، وتحسن إليه، ما دمت لا تعرف عنه أنه كذاب وأنه غني، تعطيه سواءٌ كان مجهولاً أو معروفاً لديك بأنه فقير، فالسنة أن تعطيه وتحسن إليه. جزاكم الله خيراً.

http://www.binbaz.org.sa/noor/5117
=================
WA KITASATU
=================
Segera bergabung bersama kami di chanel berikut ini...
Channel: https://tlgrm.me/KajianIslamTemanggung
10 Syawal 1437 H
__
Sunday, June 4, 2017

aka, seseorang yang menunjukkan kepada suatu perkara kebaikan dia seperti orang yang melakukannya.


“Siapa yang tidak mempunyai kemampuan untuk membantu mereka yang fakir maka hendaklah mengarahkan tangan-tangan mereka yang berkemampuan (merekomendasikan) untuk membantu para fakir itu, terutama kepada para fakir yang diduga oleh mereka yang tidak mengetahuinya sebagai orang yang kaya padahal sebenarnya mereka fakir tapi menahan dirinya dari meminta-minta. Maka, seseorang yang menunjukkan kepada suatu perkara kebaikan dia seperti orang yang melakukannya.””

- @almonajjid- Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA

BERTAWAKKAL PADA ALLAH, BUKAN PADA JIMAT



Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ruwaifi’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan padanya,

يَا رُوَيْفِعُ لَعَلَّ الْحَيَاةَ سَتَطُولُ بِكَ بَعْدِى فَأَخْبِرِ النَّاسَ أَنَّهُ مَنْ عَقَدَ لِحْيَتَهُ أَوْ تَقَلَّدَ وَتَرًا أَوِ اسْتَنْجَى بِرَجِيعِ دَابَّةٍ أَوْ عَظْمٍ فَإِنَّ مُحَمَّدًا -صلى الله عليه وسلم- مِنْهُ بَرِىءٌ

“Wahai Ruwaifi’, semoga umurmu panjang sepeninggalku. Katakanlah pada orang-orang bahwa siapa saja yang mengikat jenggotnya (dalam rangka sombong atau untuk mempercantik diri, pen-) atau memakai kalung atau beristinja’ dengan kotoran hewan atau dengan tulang, maka Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- benar-benar berlepas diri darinya (dari pelaku dan perbuatannya).” (HR. Abu Daud, no. 36; An-Nasa’i, no. 5067; Ahmad, 4: 108. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Di antara faedah kita bertawakkal pada Allah dengan meninggalkan berbagai jimat, pelet, rajah dan berbagai pelindung dan anti kebal adalah:

Pertama, mendapatkan jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Sebagaimana disebutkan sifat mereka dalam hadits adalah,

هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Mereka itu tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” (HR. Bukhari, no. 5752)

Kedua, Allah akan beri kecukupan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Ketiga, Allah menyukai orang yang bertawakkal.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imron: 159)

Baca selengkapnya di sini:
https://rumaysho.com/15507-khutbah-jumat-tawakkal-pada-allah-bukan-pada-jimat.html

Ingin download naskahnya baca di sini:
https://drive.google.com/file/d/0B9oseLiRmE7samFNUjE5WXFnbVE/view

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

---

Naskah Khutbah Masjid Adz-Dzikro Ngampel, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul
, Jum’at Pon, 25 Jumadats Tsaniyyah 1438 H (24 Maret 2017)

By: Muhammad Abduh Tuasikal

Dari tempat ke tempat

Dari tempat ke tempat, dari rumah ke rumah, lelaki tua Turki ini berkeliling. Bukan mengemis dan meminta-minta, lelaki ini hendak menunaikan amanatnya yaitu mengajarkan manusia agar melek Alquran.

Penghafal dan pengajar Alquran ini berkeliling menawarkan diri mengajarkan orang yang mau belajar menulis dan menghafal Kalam Allah yang agung, tanpa mau menerima imbalan.

Disertai biografinya, di kertas yang ia bawa tertulis:

"Kami dalam sepekan akan mengajarkan Anda metode membaca dan menulis Alquran. Kita akan belajar 10 menit tanpa henti. Kami beramal utk meraih ridha Allah dan tidak meminta imbalan dari siapapun."
___
Sumber: page Rawa-i' min at-Tarikh Al -Islamiy

عجوز تركي معلم ومحفظ للقرآن الكريم.. معلم متجول يذهب إلى محلات وبيوت من يرغبون في تعلم قراءة وحفظ القرآن ولا يأخذ أي مقابل..

مكتوب على الورقة التي يحملها بالتركية مع ترجمته:
في أسبوع واحد نعلمك طريقة قراءة وكتابة القرآن
ندرس عشر دقائق دون انقطاع
نعمل من أجل رضى الله ولا نطلب أجرة من أحد!

تابعوا صفحتان للمزيد : روائع من التاريخ الاسلامى
___
@YaniFahri

Kebahagiaan itu dari hatimu

Banyak orang mencari kebahagiaan di luar dirinya, bahkan mencari kebahagiaan di tempat-tempat maksiat, ke diskotik, ke konser musik, ke lokalisasi, atau tempat hiburan lainnya.

Sungguh mereka sudah tersesat terlalu jauh dari tempat tujuan kebahagiaan... Pertama: mereka mencari di luar dirinya. Kedua: mereka mencari pada sesuatu yg diharamkan.

Sebenarnya kebahagiaan itu berasal dari dirimu sendiri, sangat dekat denganmu, dan jauh lebih mudah engkau dapatkan.

Sumber kebahagiaan itu adalah hatimu, pangkalnya pada rasa syukur dalam hati... Semakin engkau bersyukur semakin engkau bahagia.

Semakin bersyukur, engkau semakin sadar bahwa banyak sekali nikmat Allah yg ada padamu... Hatimu akan sibuk memikirkan nikmat yg ada, sehingga dia akan bahagia.

Selanjutnya, jika Allah memberi tambahan, dia akan semakin bersyukur dan semakin bahagia... Jika tidak, dia akan merasa cukup dg nikmat yg ada dan dia tetap bahagia.

Seringkali kita terlalu memikirkan nikmat yg belum kita raih, namun melupakan banyak nikmat yg telah ada di tangan kita... Sehingga hati merasa serba kurang, dan itu tentu mendatangkan kesedihan dan kemurungan.

Oleh karenanya, pandai-pandailah mencari celah utk bersyukur, semakin engkau pandai mencari celah itu, maka semakin banyak pula kebahagiaan engkau dapatkan.

Bersyukurlah agar Allah memberikanmu tambahan... agar engkau menjadi bahagia.

Via Ad Dariny hafidzahullah

Monday, May 2, 2016

INGIN SEMAKIN MENDAPAT KEMUDAHAN DALAM IBADAH?!?

Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Sobatku...
sering sebagian mengeluh, dan mungkin juga Anda...
- Sudah tahu keutamaan membaca Al Quran tetapi kenapa malasnya minta ampun?!?!
- sudah tahu keutamaan shalat malam tetapi kenapa malasnya minta ampun?!?!
- sudah tahu keutamaan bersedekah, shalat rawatib, dzikir pagi dan sore dan lain-lainnya? tapi kenapa malasnya minta ampun?!?!
- Sudah tahu bahaya dan haramnya hukum melihat wanita bukan mahram, tapi kenapa masih saja tergoda?!?!!!
Heran deh...
dan silahkan Anda mengambil contoh sendiri yang pernah Anda rasakan sendiri.
Sobatku...
Biasakanlah dan berusahalah... jika mendengar adzan berhenti dari aktifitas apapun, ambillah air wudhu dan pergilah ke masjid niscaya ANDA TIDAK AKAN PERNAH MASBUQ!
Biasakan dan berusalah... jika ada waktu luang, diisi dengan membaca Al Quran niscaya ANDA MAMPU MENGKHATAMKANNYA MINIMAL SEBULAN SEKALI!
Biasakan dan berusahalah... tidur di awal waktu niscaya ANDA AKAN MUDAH BANGUN UNTUK SHALAT TAHAJJUD DAN TIDAK PERNAH KESIANGAN SHALAT SUBUH!
Sobatku...
Biasakan dan berusahalah...
Biasakan dan berusahalah...
Biasakan dan berusahalah...
meskipun terkadang jatuh bangun!
NISCAYA ALLAH MEMUDAHKAN UNTUK BERAMAL IBADAH, karena...
SEBESAR USAHA DAN PERJUANGAN UNTUK TAAT KEPADA ALLAH, SEBESAR ITULAH KEMUDAHAN DATANG DARI ALLAH
@kajianislamchannel
Saturday, April 30, 2016

Bukan Mengadu Kepada Manusia

Dari Ibnu Mas'ud RODHIYALLOHU 'ANHU...

Bahwasanya ROSULULLOH SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda...

"Siapa saja yang ditimpa kesulitan...
Lalu dia mengadukannya kepada manusia...
Maka...
Kesulitannya tidak akan teratasi...
Siapa saja yang ditimpa kesulitan...
Lalu dia mengadukannya kepada ALLOH...
Maka...
ALLOH akan memberikan rezeki kepadanya...
Cepat atau lambat..."


HR. ABU DAWUD
Via Dakwah Islam Sunnah